Selasa, 04 Oktober 2016

Pentingkah sebuah “Sales Letter” yang bagus dalam beriklan?

Judul di atas muncul begitu saja dalam pikiran ini, lalu coba untuk membuat tulisan yang berhubungan dengan hal tersebut. Iseng-iseng googling pingin liat apa sih arti dari “Sales Letter”?
“Sales letter merupakan sistem yang berupa tulisan pada website yang bertugas untuk mempresentasikan produk anda kepada pengunjung sebaik mungkin sehingga mereka memutuskan untuk membeli produk anda. Karena sales letter bertugas mempresentasikan produk kita. Maka kita harus mendesainnya untuk sebaik mungkin dapat menarik hati konsumen. Sehingga akhirnya mereka mau memutuskan untuk membeli produk kita. Ingat!, sebagus apapun produk anda nantinya, jika sales letter anda "payah" maka konsumen tidak akan pernah tahu manfaat yang diperoleh dari produk anda. Oleh karena itu jika anda menulis sales letter, berpikirlah dari sudut pandang konsumen. Karena dengan begitu mereka akan tahu manfaat terbesar setelah memiliki produk anda. Sales letter menjadi penentu seberapa banyak pengunjung yang akan membeli produk anda dari 1000 orang pengunjung misalnya. Oleh karena itu sales letter harus kita desain agar menampilkan manfaat terbesar yang mereka peroleh setelah memiliki produk anda. “ (http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2011/07/pengertian-sales-letter.html )
Dan, dapet !
Yups, pengertian “Sales Letter” di atas di maksudkan pada pemasaran menggunakan media promosi berupa website. 100% saya setuju dan memang haruslah demikian dalam kerangka pengertian dan tujuan dari sebuah “Sales Letter”. Kerangka awal yang harus dibangun adalah menciptakan suatu wacana yang “MENARIK” yang dituangkan dalam sebuah tulisan ( iklan ), sehingga membuat pembaca ‘iklan’ tersebut setidaknya menuntaskan membaca keseluruhan dari tulisan iklan tersebut.
Dalam hal ini saya pun masih belajar. Saya masih sangat “HIJAU!”, sebab menggunakan media website berbayar untuk berpromosi juga masih beberapa hari.
Namun, apakah sebuah “Sales Letter” pada akhirnya menjadi tolak ukur keberhasilan dalam membangun jaringan pelanggan?
Menurut saya, Sales Letter sangat diperlukan apabila kita mempunyai varian produk yang tidak terlalu banyak. Bisa jadi hanya mempunyai 1 atau 2 item produk, baik berupa barang atau jasa yang ingin dijual kepada calon konsumen. Kekuatan dari Sales Letter akan sangat mempengaruhi keputusan calon konsumen untuk membeli produk tersebut.
Misalnya, saya hanya menjual 1 (satu) item judul buku. Taruhlah, saya hanya menjual buku “JURUS JEMPOL SAKTI” saja pada website ini, maka mau tidak mau saya harus membuat suatu “Sales Letter’ yang sangat powerfull agar semua sisi ‘kehebatan’ buku ini bisa tereksplorasi dalam bahasa promosi. Yup, mau tidak mau itu harus dilakukan. Sebab, setiap pengunjung website ini bisa muncul dari berbagai tempat dan berbagai latar belakang. Tidak semua tertarik dengan jenis buku yang saya tawarkan. Namun, dengan kekuatan “Sales Letter’ yang yahud, maka bisa jadi bisa membalikkan ketiadaan minat menjadi sebuah keputusan membeli karena ‘terhipnosis’ dengan tulisan promosi yang pada akhirnya mengarahkan ruang nalar pembaca, bahwa buku ini sangat bermanfaat. Setidaknya tidak hari ini, bisa saja bermanfaat untuk kemudian hari!
Lalu, jika kita mempunyai varian produk yang cukup banyak, misalnya sampai ratusan item bahkan ribuan item, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus membuat ‘Sales Letter’ yang hebat untuk setiap item produk tersebut?
Apabila kita mempunyai kemampuan untuk hal tersebut, maka akan menjadi suatu nilai tambah sendiri. Amat sangat bagus untuk dilakukan. Jika tidak, apa yang harus kita lakukan?
“Dekatkan produk kita kepada individu atau komunitas yang MEMBUTUHKAN!”
Satu hal sederhana yang coba saya lakukan, karena menyadari kemampuan ‘Sales Letter’ saya kurang bagus, adalah dengan mendekatkan produk saya kepada invidu atau komunitas yang kita nilai memang membutuhkan produk tersebut. Sisi positif lainnya adalah, produk kita akan diberikan apresiasi dan nilai transaksi yang bagus.
Contoh sederhana adalah saya mempunyai website ini yang berisi beragam item jenis buku. Dengan “Sales Letter” yang ala kadarnya, saya coba dekatkan kepada komunitas yang saya nilai ‘MEMBUTUHKAN”. Caranya? Yups, saya dekatkan produk buku di website ini dengan grup-grup di Media Sosial. Artinya, sebelum hal ini saya lakukan, saya harus memetakan grup-grup yang berisi komunitas dengan ‘pokok bahasan’ spesifik mengenai sesuatu ‘IDE’. Tentunya ‘ide’ dalam pembahasan komunitas tersebut selalu saja membutuhkan banyak referensi. Di sinilah saya mencoba masuk.
Jika saya adalah penjual BATU AKIK dan memiliki sebuah website, akan sangat luar biasa berguna kemampuan “Sales Letter” saya, sembari didukung oleh sebuah komunitas yang secara ‘MINAT’ memang searah dengan produk yang sedang kita promosikan. Harapannya jelas, semoga gayung bersambut. Terdapat produk dan terdapat calon konsumen berupa komunitas yang jelas mempunyai pemahaman tentang BATU AKIK. “TANPA” sebuah ‘Sales Letter’ yang bagus pun, setidaknya saat kita menampilkan suatu produk berupa “BATU AKIK” dengan data yang lengkap dan kualitas yang bagus, maka kemungkinan terjadi interaksi dengan calon konsumen kemungkinan besar bisa terjadi. Kemampuan dalam menjawab setiap pertanyaan seputar BATU AKIK akan menjadi sisi plus yang akan memperbesar peluang terjadinya transaksi.
Dan, saya cuek saja dengan iklan yang saya posting di dinding Facebook saya, terkadang banyak iklan buku yang saya posting apa adanya. Mengapa?
Karena jauh-jauh hari saya sudah melakukan berbagai upaya agar jaringan pertemanan saya di Facebook akan terisi oleh sebagian besar orang yang tertarik dengan suatu “IDE” yang selaras dengan genre buku-buku yang saya promosikan.
Kalimat terakhir adalah salah satu “Kunci” yang saya terapkan, juga saya sedikit banyak bahas di buku “JURUS JEMPOL SAKTI”. Dan, pada akhirnya siapapun Anda, punya kemampuan Sales Letter yang bagus atau tidak, jangan pernah khawatir untuk memulai menjadi entrepreneur online. Asal kita tahu, produk kita siapa yang membutuhkannya!

Semoga bermanfaat _/|\_
 ~ Eko Waluyo~

SHARE THIS

Author:

Facebook Comment

0 komentar: